A blackmarket cannabis dealer gets squeezed out of the business when marijuana becomes legal, and is forced to make one last deal with the people he should trust the least. Terror Trips (2021) iLK21Ini juga keren: Nonton Blackkklansman 2018 - Nonton Chocolate 2008 - Nonton Sheep Without A Shepherd 2019 - Nonton Midas Man 2024 […]
Luxury138Luxury138
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

Nonton The Last Deal (2023) Sub Indo - iLK21 Ganool

IMDB Rated: 5.5 / 10
Original Title : The Last Deal
5.5 363

A blackmarket cannabis dealer gets squeezed out of the business when marijuana becomes legal, and is forced to make one last deal with the people he should trust the least.

Ulasan untuk The Last Deal (2023)

✍️ Ditulis oleh Raka Pratama

Film 'The Last Deal' (2023) datang dengan premis yang sudah tidak asing lagi di telinga para pencinta genre kriminal, yaitu kesempatan terakhir untuk sebuah "kesepakatan pamungkas". Namun, seperti layaknya sebuah tawaran yang terlalu menggiurkan, selalu ada potensi bahaya dan konsekuensi yang mengintai di balik setiap sudutnya. Begitulah kesan pertama yang saya tangkap setelah menyelami kisah yang gelap dan penuh intrik ini. Film ini berhasil menciptakan sebuah narasi yang, meskipun tidak sepenuhnya orisinal, tetap mampu menarik perhatian berkat eksekusi yang solid dan atmosfer yang dibangun dengan cukup meyakinkan. Sejak awal, 'The Last Deal' membawa kita masuk ke dalam dunia bawah tanah yang brutal, di mana kepercayaan adalah komoditas langka dan setiap langkah bisa berarti hidup atau mati. Ceritanya berputar pada rencana besar yang dirancang untuk menjadi jalan keluar dari kehidupan kriminal yang melelahkan. Ini adalah ambisi yang sering kita lihat, namun daya tarik film ini terletak pada bagaimana para karakternya berjuang untuk mencapai impian tersebut di tengah tekanan, intrik, dan bahaya yang tak terduga. Visual film ini cenderung gelap dan muram, sangat cocok untuk membangun suasana ketegangan dan keputusasaan yang ingin disampaikan. Sinematografinya memainkan peran penting dalam menciptakan kesan berat dan mencekam, dengan penggunaan pencahayaan yang seringkali minim, menyoroti wajah-wajah letih dan penuh perhitungan. Setiap adegan terasa memiliki bobotnya sendiri, meski kadang pacing-nya sedikit melambat. Tensi cerita terbangun secara perlahan namun pasti. Ada momen-momen yang membuat saya duduk di ujung kursi, bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Film ini tidak mengandalkan *jump scare* atau plot twist yang terlalu mengejutkan, melainkan pada ketegangan psikologis yang muncul dari dinamika antar karakter dan ancaman konstan yang melingkupi mereka. Rasa urgensi ini cukup konsisten di sepanjang durasi film, meskipun beberapa bagian terasa sedikit bertele-tele dan bisa dipadatkan untuk menjaga ritme yang lebih cepat. Namun, secara keseluruhan, atmosfer kelam dan narasi yang fokus pada konsekuensi adalah kekuatan utama yang membuat 'The Last Deal' tetap relevan. Salah satu pilar utama yang menopang keseluruhan film adalah kualitas akting dari para pemainnya. Mereka berhasil memberikan nyawa pada karakter-karakter yang kompleks dan seringkali bermoral abu-abu. Anthony Molinari menampilkan performa yang kuat dan penuh karisma. Ia memerankan sosok yang memiliki beban berat di pundaknya, seseorang yang terperangkap antara ambisi, kesetiaan, dan keinginan untuk perubahan. Molinari berhasil mengekspresikan keputusasaan dan keteguhan hati karakter tanpa perlu banyak dialog. Tatapan matanya yang intens dan bahasa tubuhnya yang terkontrol berbicara banyak tentang konflik batin yang dialami karakternya. Ia membawa kedalaman emosional yang membuat kita bersimpati pada perjuangannya, meskipun tindakannya mungkin berada di garis batas moral. Gigi Gustin juga memberikan penampilan yang patut diacungi jempol. Ia memerankan karakter yang cerdas dan tangguh, namun juga rentan di bawah permukaan yang keras. Gustin berhasil menyeimbangkan kekuatan dan kerapuhan karakternya dengan sangat baik. Ia tidak hanya menjadi "pelengkap" dalam kisah ini, tetapi juga memiliki agensi dan motivasinya sendiri yang jelas. Ekspresi wajahnya yang seringkali penuh perhitungan, dikombinasikan dengan momen-momen ketika ia menunjukkan keraguan atau ketakutan, memberikan dimensi yang kaya pada perannya dan membuat penampilannya sangat meyakinkan. Sementara itu, Sala Baker berhasil menciptakan kesan yang mengintimidasi sebagai salah satu sosok antagonis utama. Postur tubuhnya yang besar dan ekspresinya yang dingin secara instan memberikan aura ancaman. Baker tidak perlu banyak bicara untuk menunjukkan dominasinya; kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat suasana tegang. Ia menggambarkan sosok yang kejam dan tak kenal ampun dengan sangat efektif, menjadi penghalang yang menakutkan bagi ambisi karakter utama. Meskipun perannya mungkin tidak serumit dua aktor sebelumnya, ia berhasil meninggalkan jejak yang kuat berkat interpretasinya yang meyakinkan. Secara keseluruhan, kualitas akting dari ketiga pemain utama ini adalah salah satu aset terbesar film ini. Mereka berhasil mengisi cerita dengan emosi dan konflik yang diperlukan, membuat karakter-karakter terasa nyata dan perjuangan mereka terasa relevan. Molinari memberikan pondasi emosional, Gustin menambah lapisan kompleksitas dan kekuatan, sementara Baker memberikan ancaman yang kredibel. Kontribusi akting mereka yang solid secara signifikan meningkatkan kualitas narasi dan membantu menjaga penonton tetap terlibat dalam alur cerita, bahkan ketika beberapa elemen plot mungkin terasa familiar. Tanpa penampilan mereka yang kuat, film ini mungkin tidak akan memiliki dampak yang sama. Tema besar yang diangkat oleh 'The Last Deal' sangat sesuai dengan sinopsisnya yang mengisyaratkan sebuah kesempatan terakhir. Film ini secara fundamental membahas konsekuensi dari pilihan-pilihan yang dibuat, baik yang baik maupun yang buruk. Ini adalah eksplorasi tentang harga yang harus dibayar untuk sebuah "kebebasan" atau kehidupan baru. Tema kesetiaan dan pengkhianatan juga menjadi benang merah yang kuat, di mana batas antara kawan dan lawan menjadi kabur. Obsesi terhadap kekayaan dan ilusi akan "jalan keluar yang mudah" seringkali berujung pada lingkaran kekerasan yang tak berkesudahan, dan film ini menyajikannya dengan cukup gamblang. Ini adalah kisah peringatan tentang kerapuhan impian di tengah realitas keras dunia kriminal. Meskipun film ini memiliki banyak aspek yang patut dipuji, terutama dari segi akting dan atmosfer, ia juga memiliki beberapa kelemahan. Plotnya, meski dieksekusi dengan baik, tidak menawarkan banyak hal baru bagi penonton yang akrab dengan genre ini. Beberapa alur cerita terasa sedikit bisa ditebak, dan terkadang, film ini terasa terlalu mengandalkan formula yang sudah ada. Namun, bagi mereka yang menikmati drama kriminal yang penuh ketegangan dengan karakter-karakter yang kompleks, 'The Last Deal' tetap menawarkan pengalaman menonton yang layak. Ini adalah film yang mencoba jujur pada genrenya, tanpa pretensi untuk menjadi sesuatu yang revolusioner. Kesimpulannya, 'The Last Deal' adalah sebuah drama kriminal yang solid, didukung oleh penampilan akting yang kuat dan atmosfer yang mencekam. Meskipun ceritanya mungkin tidak selalu orisinal, eksekusinya yang serius dan para pemain yang berkomitmen berhasil menjaga film ini tetap menarik. Jika Anda mencari kisah tentang pertaruhan tinggi, konsekuensi brutal, dan perjuangan untuk sebuah "kesempatan terakhir," film ini bisa menjadi pilihan yang menarik, meski mungkin tidak akan meninggalkan kesan yang mendalam untuk waktu yang sangat lama. Skor akhir: 5.7/10
Sumber film: The Last Deal (2023)

iLK21