Diego, seorang urbanis Venezuela, dan Elena, seorang penari kontemporer dari Barcelona, pindah ke Amerika Serikat dengan visa yang telah disetujui untuk memulai hidup baru. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan karir profesional mereka dan memulai sebuah keluarga di “tanah peluang”. Tetapi ketika memasuki area imigrasi bandara New York, mereka dibawa ke ruang pemeriksaan sekunder, di mana […]
Luxury138Luxury138
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

Nonton Upon Entry (2022) Sub Indo - iLK21 Ganool

IMDB Rated: 7.1 / 10
Original Title : Upon Entry
7.1 681

Diego, seorang urbanis Venezuela, dan Elena, seorang penari kontemporer dari Barcelona, pindah ke Amerika Serikat dengan visa yang telah disetujui untuk memulai hidup baru. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan karir profesional mereka dan memulai sebuah keluarga di “tanah peluang”. Tetapi ketika memasuki area imigrasi bandara New York, mereka dibawa ke ruang pemeriksaan sekunder, di mana petugas perbatasan akan melakukan proses pemeriksaan yang tidak menyenangkan dan interogasi yang melelahkan secara psikologis.

Ulasan untuk Upon Entry (2022)

✍️ Ditulis oleh Fajar Nugroho

Terkadang, sebuah film tidak perlu kemegahan visual atau jalinan plot yang rumit untuk bisa menancapkan kesan mendalam. Cukup dengan premis sederhana, ruangan terbatas, dan kekuatan akting yang mumpuni, sebuah karya bisa menjelma menjadi pengalaman sinematik yang tak terlupakan. Inilah yang berhasil dilakukan oleh *Upon Entry (2022)*, sebuah film yang dengan cerdik menguji kesabaran dan empati penontonnya melalui sebuah krisis yang terasa sangat dekat dengan realitas banyak orang. Film ini membawa kita ke dalam sebuah situasi yang mungkin tampak biasa bagi sebagian orang, namun bagi pasangan imigran, bisa menjadi ambang antara harapan dan kehancuran. Premisnya berpusat pada sepasang kekasih yang penuh harapan, bersiap memulai babak baru di sebuah negara asing. Namun, apa yang seharusnya menjadi prosedur imigrasi standar berubah menjadi interogasi yang melelahkan, mengikis sedikit demi sedikit identitas, keintiman, dan bahkan kepercayaan mereka. Sutradara berhasil menciptakan suasana yang tegang dan mencekam sejak awal, dengan sangat efektif memanfaatkan ruang tertutup dan interaksi dialog yang tajam. Secara visual, *Upon Entry* memilih pendekatan minimalis yang sangat pas dengan narasinya. Hampir sebagian besar cerita berlatar di sebuah ruangan interogasi yang steril, dingin, dan terasa menindas. Pencahayaan yang cenderung kaku dan warna-warna yang muram semakin memperkuat kesan claustrophobic dan tanpa harapan. Kamera seringkali berfokus pada ekspresi wajah para pemain, menangkap setiap kerutan cemas, tatapan curiga, atau senyuman palsu yang dipaksakan. Ini membuat penonton merasa seolah-olah mereka juga berada di ruangan itu, ikut merasakan tekanan psikologis yang tak henti-hentinya meneror. Tensi cerita dibangun secara perlahan namun pasti, mirip seperti air yang menetes dan akhirnya memecahkan batu. Setiap pertanyaan, setiap jeda, dan setiap keheningan terasa penuh makna, memicu kecurigaan dan rasa tidak nyaman yang semakin memuncak. Tentu saja, keberhasilan membangun atmosfer seperti ini tidak lepas dari kualitas akting para pemainnya, yang menurut saya sangat krusial dan luar biasa. Alberto Ammann menghidupkan karakternya dengan nuansa yang kaya. Ia memulai film dengan aura optimisme dan sedikit arogansi yang wajar, khas seseorang yang yakin akan masa depannya. Namun, seiring berjalannya interogasi, kita menyaksikan pergeseran emosional yang drastis. Ammann dengan sangat meyakinkan menampilkan perjuangan batin yang luar biasa, mulai dari kebingungan, frustrasi, kemarahan yang tertahan, hingga keputusasaan yang mendalam. Ia mampu menyampaikan kelemahan dan kerentanan karakternya tanpa membuatnya terasa berlebihan. Performa Ammann adalah jangkar emosional yang kuat, membuat kita bersimpati pada posisi sulit yang ia hadapi. Kemudian ada Ben Temple sebagai salah satu petugas imigrasi. Penampilannya adalah perwujudan sempurna dari birokrasi yang dingin dan tanpa emosi. Temple memerankan karakternya dengan kontrol diri yang mengagumkan, nyaris tanpa cela. Setiap gerak-gerik, tatapan, dan intonasi suaranya memancarkan otoritas yang tak terbantahkan dan sedikit ancaman terselubung. Ia bukan sekadar "penjahat" stereotipikal; ia adalah representasi dari sistem yang bekerja sesuai prosedur, namun prosedurnya sendiri bisa terasa sangat kejam. Penampilan Temple berhasil menjaga penonton tetap di batas antara kejelasan dan ambiguitas, membuat kita terus bertanya-tanya tentang motif dan niat sebenarnya. Terakhir, Bruna CusĂ­ melengkapi trio utama ini dengan penampilan yang sama kuatnya. Ia memerankan pasangannya Ammann dengan kepekaan dan kekuatan yang luar biasa. CusĂ­ berhasil menunjukkan kompleksitas karakternya, yang berjuang untuk tetap tenang dan logis di tengah tekanan, sambil di sisi lain juga harus menghadapi ketakutan yang menggerogoti. Ia menunjukkan bagaimana sebuah hubungan dapat diuji hingga ke titik terendihnya, dengan menampilkan kerentanan, cinta, dan juga keraguan. Pergeseran ekspresinya, dari harapan menjadi ketakutan, dan dari kekuatan menjadi kerapuhan, terasa sangat nyata dan menyayat hati. Secara keseluruhan, kontribusi akting mereka sangat fundamental bagi kesuksesan *Upon Entry*. Tanpa penampilan yang kuat dan meyakinkan dari ketiga aktor ini, film yang sangat bergantung pada dialog dan interaksi intens ini pasti akan kehilangan kekuatannya. Mereka tidak hanya membawakan karakter mereka, tetapi juga secara kolektif menciptakan dinamika ketegangan yang membuat film ini tetap memikat dari awal hingga akhir. Akting mereka membuat setiap momen terasa otentik, membuat penonton benar-benar percaya pada situasi yang mereka alami dan merasa ikut terjerat dalam jebakan psikologis yang dibangun oleh film. *Upon Entry* bukan hanya sebuah drama interogasi; ia adalah eksplorasi mendalam tentang tema-tema besar seperti kekuasaan dan birokrasi. Film ini dengan tajam menggambarkan bagaimana sistem dapat merampas kemanusiaan, menciptakan ketidakberdayaan, dan memanipulasi kebenaran demi tujuannya sendiri. Ia juga membahas tentang identitas, bagaimana seseorang bisa terpaksa membongkar lapisan-lapisan dirinya di bawah tekanan ekstrem. Lebih dari itu, film ini menyentuh inti dari sebuah hubungan, menguji seberapa kuat ikatan cinta dan kepercayaan di tengah badai kecurigaan dan pengkhianatan yang terasa. Ini adalah studi karakter yang brutal, yang mengekspos betapa rapuhnya kita di hadapan sistem yang lebih besar dari diri kita. Film ini mungkin terasa lambat bagi sebagian orang karena fokusnya pada dialog dan psikologis, namun bagi mereka yang menghargai drama intens dengan akting memukau, *Upon Entry* adalah tontonan yang wajib. Ia meninggalkan jejak pertanyaan tentang kemanusiaan, keadilan, dan batas-batas etika dalam prosedur. Ini adalah film yang akan membuat Anda berpikir lama setelah layar menjadi gelap, dan mungkin membuat Anda melihat proses "masuk" ke suatu tempat dengan sudut pandang yang berbeda. Skor akhir: 6.8/10
Sumber film: Upon Entry (2022)

Duration: 77 min Min

TMDB Rated: 7.1 / 681

Release Date: 2023-06-16

Countries:

iLK21