![]() | ![]() |
Cara Menonton Film Di Situs Kami
- Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
- Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
- Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
- Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.
Napoleon (2023) (Drama) Rating 6.6 – IDLIX

Dalam pusaran sejarah, Napoleon Bonaparte, kaisar Prancis yang namanya melegenda, menorehkan kisah penuh pasang surut. Kehausannya akan kekuasaan begitu tak terbendung, bagai api yang membara di jiwanya. Namun, di balik kisah epik ini, terjalin erat hubungan cinta yang penuh gejolak dan candu dengan sang permaisuri, Josephine. Kisah mereka tak ubahnya drama opera yang intens, penuh intrik, gairah, dan pengkhianatan.
Tonton juga film: Moon Manor (2022) iLK21
Ini juga keren: Nonton Blood Father 2016 - Nonton Lady Detective Shadow 2018 - Nonton Active Shooter 2020 - Nonton Sore Ga Iru Mori 2022 - Nonton La Extorsion 2023
Ulasan untuk Napoleon (2023)
Ulasan Film: Napoleon (2023) Sosok Napoleon Bonaparte adalah salah satu enigma terbesar dalam sejarah. Seorang pemimpin militer jenius, ahli strategi ulung, dan juga pribadi yang kompleks, ia telah menginspirasi tak terhitung banyaknya buku, lukisan, dan tentu saja, film. Kali ini, sutradara legendaris Ridley Scott mencoba menghidupkan kembali kisah epik sang kaisar dalam *Napoleon (2023)*. Saya masuk ke bioskop dengan ekspektasi tinggi, mengingat reputasi Scott dalam film-film berskala besar dan dramatis. Dan memang, film ini menawarkan sebuah pengalaman sinematik yang masif dan penuh ambisi, meskipun dengan beberapa catatan. Dari awal, film ini langsung memamerkan kemewahan visualnya. Ridley Scott adalah ahlinya dalam menciptakan adegan peperangan yang imersif dan brutal, dan di *Napoleon*, ia kembali membuktikan kehebatannya. Pertempuran-pertempuran digambarkan dengan skala yang kolosal, penuh detail, dan kadang-kadang benar-benar mengejutkan dalam visualisasi kekejamannya. Suasana visual yang dihadirkan begitu kuat, membuat penonton seolah turut terseret ke medan perang yang dingin dan berlumuran darah, atau ke dalam intrik-intrik istana yang gelap. Sinematografi yang apik berhasil menangkap keagungan lanskap Eropa sekaligus menyoroti detail-detail kecil yang krusial. Desain produksi dan kostum patut diacungi jempol, terasa sangat autentik dan berhasil membawa kita kembali ke era awal abad ke-19 dengan segala kemegahannya. Alunan musik orkestra yang megah turut memperkuat tensi cerita, baik dalam adegan perang yang mendebarkan maupun momen-momen pribadi yang introspektif. Secara keseluruhan, pengalaman visual dan audio film ini benar-benar memanjakan mata dan telinga, menegaskan bahwa ini adalah sebuah tontonan layar lebar yang patut dinikmati. Pacing cerita *Napoleon* terasa seperti sebuah perjalanan panjang. Film ini tidak terburu-buru, melainkan mengambil waktu untuk membangun karakter dan konteks sejarahnya. Tensi cerita dibangun secara bertahap, kadang eksplosif di medan perang, kadang meresap perlahan dalam drama pribadi dan intrik politik. Ada momen-momen tenang yang memungkinkan penonton meresapi kompleksitas sang tokoh utama, diselingi dengan ledakan aksi yang mendebarkan. Meskipun durasinya cukup panjang, saya merasa alur ceritanya cukup mengalir, meskipun ada beberapa bagian yang terasa sedikit terlalu cepat melompat atau terlalu lambat. Namun, secara keseluruhan, film ini berhasil menjaga daya tariknya berkat perpaduan antara skala epik dan drama personal yang kuat. Salah satu pilar utama yang menopang film ini adalah kualitas akting para pemeran utamanya. Joaquin Phoenix menyajikan sebuah penampilan yang tidak konvensional namun sangat memukau. Ia tidak memerankan sosok pahlawan yang karismatik dan gagah perkasa seperti yang mungkin dibayangkan banyak orang. Sebaliknya, Phoenix menghadirkan karakter dengan nuansa yang lebih suram, introspektif, dan kadang-kadang terlihat canggung secara sosial, namun memiliki ambisi yang membara di balik tatapan matanya yang tajam. Ia berhasil menangkap esensi kekejaman, kecerdasan strategis, sekaligus kerentanan emosional dalam diri sang tokoh. Ada momen-momen di mana ia begitu diam namun mampu berbicara banyak melalui ekspresi wajahnya, menunjukkan kompleksitas psikologis yang mendalam. Penampilannya yang tidak terduga ini mungkin akan memecah pendapat, namun tak bisa dipungkiri bahwa ia memberikan interpretasi yang berani dan tak terlupakan. Vanessa Kirby juga memberikan penampilan yang tak kalah kuat. Ia memerankan sosok perempuan yang menjadi cinta terbesar dan sekaligus titik lemah sang kaisar, dengan keberanian dan keanggunan. Kirby menampilkan karakter ini sebagai pribadi yang cerdas, tangguh, dan memiliki pengaruh besar, bukan sekadar pelengkap. Chemistry-nya dengan Phoenix sangat terasa, menghadirkan dinamika hubungan yang rumit, penuh gairah, dan kadang menyakitkan. Ia mampu mengekspresikan berbagai emosi, dari kebanggaan, cinta, kesedihan, hingga kekecewaan, dengan sangat meyakinkan. Kehadirannya di layar selalu mencuri perhatian dan menjadi penyeimbang yang penting bagi intensitas karakter utama. Rupert Everett, meski dengan porsi layar yang lebih sedikit, berhasil meninggalkan kesan mendalam. Ia memerankan seorang diplomat Inggris yang menjadi salah satu penentang keras ambisi sang jenderal Prancis. Everett membawa aura berwibawa dan kecerdasan ke dalam perannya, memberikan kontras yang jelas dengan karakter Phoenix. Setiap kemunculannya selalu terasa penting, memancarkan kebijaksanaan dan ketegasan yang diperlukan untuk menghadapi dominasi kekuatan Prancis. Penampilannya, meskipun singkat, menambah dimensi politis yang kaya pada cerita dan berhasil menonjolkan konflik antar negara di era tersebut. Secara keseluruhan, kontribusi akting mereka sangat fundamental bagi kesuksesan film ini. Phoenix memberikan inti yang tak terduga dan menarik pada karakter utama, Kirby menambahkan kedalaman emosional dan hubungan pribadi yang penting, sementara Everett memberikan sudut pandang oposisi yang kuat. Bersama-sama, mereka berhasil menghidupkan periode sejarah yang epik ini, tidak hanya sebagai catatan peristiwa, tetapi sebagai sebuah drama manusia yang penuh intrik, ambisi, dan hati yang rapuh. Akting mereka berhasil membuat penonton peduli pada nasib karakter-karakter ini, terlepas dari fakta bahwa kita sudah tahu bagaimana kisah sejarahnya berakhir. Film ini mencoba menggali tema-tema besar yang terkait dengan kehidupan sang kaisar. Film ini menyoroti ambisi yang tak terhingga dan haus kekuasaan yang mendorong seorang pria dari posisi sederhana menuju puncak kejayaan. Kita melihat bagaimana kepemimpinan karismatiknya mampu menginspirasi pasukan, tetapi juga bagaimana kekejaman dan strategi militernya yang tanpa kompromi mengubah peta Eropa. Di sisi lain, film ini juga tidak melupakan sisi kemanusiaan dan kerentanan sang tokoh utama, terutama dalam hubungan personalnya yang penuh gejolak. Ia mencoba menggambarkan bagaimana cinta dan obsesi bisa menjadi kekuatan pendorong sekaligus penghancur. Film ini pada akhirnya mengajak kita merenungkan tentang warisan yang ditinggalkan oleh seorang individu yang begitu besar, tentang bagaimana satu orang dapat membentuk dan mengubah sejarah, serta konsekuensi dari kekuasaan mutlak. *Napoleon (2023)* adalah sebuah film epik yang ambisius, dengan visual yang menawan dan penampilan akting yang kuat. Meskipun mungkin ada beberapa bagian yang terasa sedikit kurang fokus atau interpretasi yang tidak sesuai ekspektasi umum, film ini tetap menawarkan sebuah tontonan sejarah yang megah dan memprovokasi pemikiran. Ini adalah studi karakter yang mendalam tentang seorang pria yang mendefinisikan ulang batas-batas kekuasaan dan kepemimpinan. Skor akhir: 6.8/10
Sumber film: Napoleon (2023)
Actors:Joaquin Phoenix, Rupert Everett, Vanessa Kirby
Directors:Ridley Scott
Duration: 158 min Min
TMDB Rated: 6.6 / 63888
Release Date: 2023-11-22
Countries:United Kingdom, United States