Arsen, pelukis berbakat, terpuruk setelah kekasihnya, Maya, meninggalkannya demi mengejar karier di luar negeri. Dunia Arsen terasa hancur, warna-warna di kanvasnya seakan pudar. Namun, ia tak berlarut dalam duka. Arsen menuangkan kesedihannya ke dalam karya, lukisannya semakin dalam dan sarat emosi. Suatu hari, seorang kolektor seni ternama terkesima oleh karya Arsen, dan pameran tunggalnya menuai […]
Luxury138Luxury138
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

Streaming For the Broken Hearted (2018) Rating 6.8 – IDLIX

IMDB Rated: 6.8 / 10
Original Title : For the Broken Hearted
6.8 112

Arsen, pelukis berbakat, terpuruk setelah kekasihnya, Maya, meninggalkannya demi mengejar karier di luar negeri. Dunia Arsen terasa hancur, warna-warna di kanvasnya seakan pudar. Namun, ia tak berlarut dalam duka. Arsen menuangkan kesedihannya ke dalam karya, lukisannya semakin dalam dan sarat emosi. Suatu hari, seorang kolektor seni ternama terkesima oleh karya Arsen, dan pameran tunggalnya menuai sukses. Arsen pun bertemu dengan Sarah, kurator muda yang mengagumi karyanya. Perlahan, hati Arsen sembuh dan menemukan cinta baru bersama Sarah.

Ulasan untuk For the Broken Hearted (2018)

✍️ Ditulis oleh Raka Pratama

Di tengah hiruk pikuk genre film yang semakin beragam, terkadang kita membutuhkan sebuah kisah yang mampu merangkul sisi paling rentan dari diri kita. ‘For the Broken Hearted (2018)’ hadir seolah-olah ingin menjadi pelukan hangat bagi mereka yang pernah atau sedang merasakan pahitnya patah hati. Film ini tidak mencoba menjadi revolusioner, namun justru memilih jalur yang familier, menyelami kedalaman emosi yang melekat pada setiap individu yang pernah merasakan sakitnya cinta yang kandas. Dari judulnya saja, kita sudah bisa menebak arah cerita yang akan disuguhkan. Film ini mengeksplorasi berbagai nuansa dari patah hati, mulai dari fase penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, hingga akhirnya penerimaan. Ia membawa kita pada perjalanan karakter-karakter yang mencoba untuk menyembuhkan luka batin mereka, mencari cara untuk bangkit, dan menemukan kembali makna hidup setelah kehilangan. Tema besar yang diusung adalah universalitas rasa sakit akibat cinta yang tak berbalas atau berakhir, serta proses panjang untuk belajar memaafkan—bukan hanya orang lain, tetapi juga diri sendiri. Ini adalah kisah tentang resiliensi manusia, tentang bagaimana kita menemukan kekuatan di saat-saat terlemah, dan bahwa terkadang, akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Secara visual, ‘For the Broken Hearted’ menyajikan nuansa yang cukup melankolis namun tetap estetis. Sinematografinya cenderung lembut, dengan palet warna yang hangat namun seringkali diselimuti sentuhan kelabu, sangat pas untuk menggambarkan suasana hati yang sedang berduka. Ada banyak adegan yang diambil dengan indah, memanfaatkan pencahayaan alami untuk menonai emosi karakter. Visualnya tidak terlalu mencolok atau eksperimental, tetapi justru mengalir dengan tenang, mendukung alur cerita yang berfokus pada introspeksi dan pergulatan emosi. Ia berhasil menciptakan atmosfer yang mendukung, membuat penonton merasa dekat dengan kesedihan dan harapan para karakter. Salah satu aspek yang paling menonjol dari film ini adalah kualitas akting dari para pemain utamanya. Mereka berhasil membawa bobot emosional yang signifikan ke dalam peran masing-masing, meskipun mungkin skenario tidak selalu memberikan kedalaman yang konsisten untuk semua karakter. Louise delos Reyes menampilkan performa yang cukup memukau. Ia berhasil memerankan karakternya dengan sensitivitas yang tinggi, menunjukkan lapisan-lapisan emosi dari seorang wanita yang terluka namun mencoba untuk tetap tegar. Ada momen-momen di mana ia tidak perlu mengucapkan sepatah kata pun; ekspresi wajah dan sorot matanya sudah cukup berbicara, menyampaikan rasa sakit, kebingungan, dan kerinduan yang mendalam. Kualitas aktingnya terasa jujur dan tulus, membuat penonton dapat bersimpati dengan perjalanannya dalam menghadapi kenyataan pahit. Selanjutnya, Shy Carlos juga memberikan kontribusi yang berarti. Aktingnya memberikan dimensi yang berbeda, mungkin lebih pada sisi keberanian atau mungkin keputusasaan yang lebih ekstrim. Ia berhasil membawa intensitas yang diperlukan untuk karakternya, menunjukkan transisi emosi yang terlihat alami. Shy Carlos memiliki kemampuan untuk menampilkan kerentanan sekaligus kekuatan, membuat penonton terpaku pada setiap pergolakan batin yang ia alami. Penampilannya terasa autentik, memberikan kesan bahwa ia benar-benar menghayati setiap detail emosi yang harus ia sampaikan. Tidak kalah penting, Yassi Pressman melengkapi trio ini dengan penampilan yang juga patut diacungi jempol. Ia memiliki karisma layar yang kuat, dan mampu membawakan karakternya dengan perpaduan antara keanggunan dan kerapuhan. Yassi Pressman berhasil menunjukkan bagaimana seorang individu bisa menghadapi tantangan emosional yang berat sambil tetap mencoba menjaga penampilan luar. Ada momen-momen di mana ia memancarkan optimisme yang rapuh, dan di lain waktu menunjukkan kekecewaan yang mendalam. Aktingnya terasa seimbang, memberikan kontras yang menarik terhadap dinamika karakter lain. Secara keseluruhan, kontribusi akting mereka sangat vital bagi keberhasilan film ini, terutama dalam mengangkat materi yang mungkin terasa familiar. Mereka berhasil mengisi celah-celah emosional yang mungkin tidak selalu tergambar jelas dalam dialog. Akting mereka menciptakan tensi cerita yang terasa lebih pada level emosional dan psikologis ketimbang naratif plot. Meskipun alur ceritanya mungkin berjalan dengan tempo yang cenderung lambat dan terkadang terasa sedikit berputar-putar, performa akting ketiga aktris utama ini menjadi jangkar yang kuat, menjaga agar penonton tetap terhubung dengan penderitaan dan perjuangan karakter. Mereka membawa nuansa dan kedalaman yang diperlukan, membuat film ini terasa lebih dari sekadar kumpulan adegan klise tentang patah hati. Tanpa akting mereka yang meyakinkan, film ini mungkin akan kehilangan daya tariknya, karena merekalah yang menyalurkan inti emosional dari kisah ini. Tensi cerita dibangun melalui pergolakan batin karakter, yang berhasil divisualisasikan dengan baik melalui ekspresi dan interaksi mereka. Meskipun ‘For the Broken Hearted’ memiliki aktor-aktor yang mampu memerankan karakternya dengan baik dan visual yang mendukung, film ini terkadang sedikit tersandung pada narasinya. Beberapa bagian terasa kurang fokus, dan terkadang pesannya kurang tersampaikan dengan tajam. Ada potensi untuk mengeksplorasi lebih dalam beberapa konflik batin, namun terasa ditarik kembali sebelum mencapai puncak emosional yang diharapkan. Ini membuat beberapa momen terasa kurang berdampak, dan film tidak selalu berhasil memanfaatkan kekuatan akting para pemainnya secara maksimal. Pacing yang lambat, alih-alih membangun keintiman, terkadang terasa seperti menghambat momentum cerita. Namun demikian, bagi mereka yang sedang mencari film untuk menemani saat-saat introspeksi, atau sekadar ingin menyaksikan kisah tentang bagaimana manusia bangkit dari keterpurukan, ‘For the Broken Hearted’ mungkin bisa menjadi pilihan. Film ini tidak sempurna, tetapi memiliki hati yang tulus dalam mencoba menyampaikan pesan tentang harapan dan penyembuhan. Ia mungkin tidak akan mengubah pandangan Anda tentang dunia, tetapi mungkin bisa menawarkan sedikit pengertian atau setidaknya teman dalam kesunyian patah hati. Skor akhir: 5.5/10
Sumber film: For the Broken Hearted (2018)

Duration: 92 min Min

TMDB Rated: 6.8 / 112

Release Date: 2018-10-03

Countries: