![]() | ![]() |
Cara Menonton Film Di Situs Kami
- Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
- Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
- Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
- Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.
Watch Hilma (2022) Film Drama 2025 Rating 6.0 – IDLIX

Hilma af Klint (1862-1944) adalah pelopor penting dalam sejarah seni rupa dan salah satu pelukis abstrak pertama. Namun, tidak seperti karya seniman lain pada masanya, karya Hilma disalahpahami dan diabaikan hingga lama setelah kematiannya. Film ini bercerita tentang Hilma af Klint dan situasi yang memungkinkan terwujudnya lukisan-lukisannya abstraknya. Film ini dimulai dari masa mudanya hingga masa kini, di mana karyanya akhirnya terhubung dengan orang-orang dari berbagai agama dan budaya. Tepat seperti yang dia inginkan.
Tonton juga film: God’s Own Country (2017) iLK21
Ini juga keren: Nonton Midnight Sun 2018 - Nonton Tonight She Comes 2016 - Nonton Browse 2020 - Nonton King Kong 2005 - Nonton Consumed 2024
Ulasan untuk Hilma (2022)
Rewriting art history adalah sebuah tugas besar, namun kadang, karya seni datang di waktu yang tidak tepat, atau dunia belum siap untuk menerimanya. Film "Hilma (2022)" hadir untuk menceritakan kisah salah satu seniman yang berada jauh di depan zamannya, Hilma af Klint, seorang pelopor seni abstrak yang karyanya baru mendapatkan pengakuan luas puluhan tahun setelah kematiannya. Film ini bukan hanya sekadar biopik biasa, melainkan sebuah penyelaman mendalam ke dalam pikiran seorang visioner, yang melalui perjuangan dan keyakinan spiritual, menciptakan sebuah warisan seni yang tak lekang oleh waktu. Dari awal, film ini berhasil membangun suasana visual yang memukau. Sutradara dengan cerdas menggunakan palet warna dan komposisi gambar yang kaya, sering kali merefleksikan estetika dan kedalaman spiritual dari karya-karya Hilma af Klint sendiri. Setiap adegan terasa seperti kanvas yang hidup, memadukan keindahan lanskap Swedia yang tenang dengan ledakan warna dan bentuk abstrak yang menjadi ciri khas seni Hilma. Perpaduan antara realitas duniawi yang seringkali mengekang dan dunia batin Hilma yang penuh imajinasi dan energi spiritual digambarkan dengan sangat apik. Suasana visualnya bukan hanya sekadar latar belakang, melainkan menjadi narator itu sendiri, membimbing penonton ke dalam alam bawah sadar dan visi artistik sang seniman. Tensi cerita dalam "Hilma" tidak terletak pada konflik eksternal yang dramatis atau plot twist yang mengejutkan. Sebaliknya, ketegangan utama berasal dari pergulatan batin Hilma, perjuangannya untuk memahami dan mengungkapkan visi-visi spiritualnya melalui seni, serta pertarungannya melawan norma-norma sosial dan artistik di zamannya. Ada ketegangan yang muncul dari keheningan, dari keraguan yang menyelimuti seorang jenius yang tahu bahwa karyanya tidak akan dipahami oleh orang-orang sezamannya. Penceritaan mengalir dengan tempo yang cenderung lambat, namun penuh makna, memungkinkan penonton untuk merenungkan setiap lapisan emosi dan filosofi yang ingin disampaikan. Ini adalah jenis ketegangan yang dibangun melalui karakterisasi mendalam dan tema-tema besar, bukan aksi cepat. Kualitas akting menjadi salah satu pilar utama yang menyangga keseluruhan narasi dan emosi film ini. Kisah Hilma af Klint direntang melalui beberapa periode waktu, dan membutuhkan kedalaman akting yang luar biasa untuk menjembatani transisi tersebut. Lena Olin memerankan sosok yang sudah lebih tua, dan penampilannya terasa begitu matang dan berwibawa. Ada sebuah keheningan dalam dirinya yang berbicara ribuan kata, menunjukkan kebijaksanaan yang didapat dari pengalaman hidup dan perjuangan panjang. Ia mampu menangkap esensi seorang wanita yang telah menemukan kedamaian batin dan kepastian akan jalan spiritual serta artistiknya, meskipun dunia di sekitarnya belum sepenuhnya memahami. Sorot matanya yang tenang namun penuh pemikiran, serta gestur tubuhnya yang lembut namun teguh, secara sempurna menggambarkan beban warisan yang ia bawa. Lily Cole mengambil alih peran di masa-masa Hilma berada di puncak eksplorasi spiritual dan artistiknya. Penampilannya memancarkan energi yang intens dan fokus, menggambarkan seorang wanita yang tenggelam dalam pencarian kebenaran spiritual dan manifestasinya dalam seni. Ia berhasil menunjukkan kerentanan sekaligus keberanian seorang pionir. Ada semacam gairah membara dalam dirinya yang mendorong batas-batas konvensional, dan Cole mampu mengekspresikan intensitas tersebut dengan sangat meyakinkan, membuat penonton merasakan semangat Hilma dalam menciptakan karya-karya abstraknya yang paling revolusioner. Tora Hallström memerankan sosok yang lebih muda, menangkap masa-masa awal Hilma ketika ia masih mencari identitas artistik dan spiritualnya. Ia membawa kejujuran dan rasa ingin tahu pada karakternya, menunjukkan bagaimana Hilma muda mulai merasakan panggilan yang lebih tinggi dan berani mempertanyakan dunia di sekelilingnya. Penampilannya adalah fondasi yang kokoh, menggambarkan seorang wanita muda yang mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda, merasakan dorongan spiritual yang kuat, dan bagaimana pengalaman hidupnya membentuk visi artistiknya di kemudian hari. Secara keseluruhan, kontribusi akting mereka sangat krusial bagi kesuksesan film. Masing-masing aktris tidak hanya memerankan satu karakter pada periode waktu yang berbeda, tetapi mereka secara kolektif merajut perjalanan hidup seorang individu yang kompleks dan multi-dimensi. Transisi antara mereka terasa sangat mulus, seolah-olah penonton menyaksikan evolusi Hilma af Klint yang utuh, dari seorang gadis muda penuh potensi hingga seorang wanita tua bijaksana yang telah mewujudkan takdirnya. Kekuatan kolektif akting mereka memungkinkan penonton untuk benar-benar terhubung dengan Hilma di setiap tahapan hidupnya, membuat perjuangan dan visinya terasa nyata dan mendalam. Film ini membahas tema besar tentang sifat kreativitas, di mana inspirasi diyakini berasal dari sumber yang lebih tinggi dan spiritual, bukan semata-mata dari imajinasi manusia. Tema lain yang sangat kuat adalah tantangan yang dihadapi oleh seniman wanita di era yang didominasi pria, di mana karya mereka seringkali diremehkan atau tidak diberi kesempatan yang setara. Hilma af Klint adalah contoh nyata bagaimana seorang wanita harus berjuang keras untuk menegaskan visinya. Film ini juga mengeksplorasi hubungan antara spiritualisme dan seni, menunjukkan bagaimana keyakinan esoteris dapat menjadi katalisator bagi ekspresi artistik yang revolusioner. Lebih jauh lagi, "Hilma" mengangkat tema tentang harga menjadi pionir – bagaimana menjadi terlalu jauh di depan zamannya dapat berarti pengakuan yang tertunda, atau bahkan tidak ada sama sekali selama hidup. Ini adalah narasi tentang warisan, dan bagaimana sebuah kebenaran artistik dapat membutuhkan waktu puluhan tahun untuk akhirnya ditemukan dan dihargai. "Hilma" adalah sebuah tontonan yang membuka mata, tidak hanya untuk penggemar seni, tetapi juga bagi siapa saja yang tertarik pada kisah-kisah tentang ketekunan, visi, dan perjuangan melawan arus. Ini adalah film yang menghormati seorang seniman yang karyanya pantas untuk dilihat dan dipahami, sekaligus merayakan perjalanan pribadi yang penuh makna. Meskipun mungkin tidak menawarkan alur cerita yang cepat, kedalaman emosional dan visualnya menjadikannya pengalaman sinematik yang berkesan. Nilai: 5.8/10
Sumber film: Hilma (2022)