Dua anak terlantar, yang ditinggalkan keluarga mereka, bertemu setelah serangan gas Sarin di Tokyo. Berdasarkan peristiwa nyata dari serangan gas mematikan yang dilakukan oleh anggota sekte Aum Shinrikyo di sistem kereta bawah tanah Tokyo. Weekenders (2021) iLK21Ini juga keren: Nonton Blue World Order 2017 - Nonton Appaloosa 2008 - Nonton Alive 2002 - Nonton Clowns […]
Luxury138Luxury138
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

Nonton Canary (2005) Sub Indo - iLK21 Ganool

IMDB Rated: 6.9 / 10
Original Title : Canary
6.9 365

Dua anak terlantar, yang ditinggalkan keluarga mereka, bertemu setelah serangan gas Sarin di Tokyo. Berdasarkan peristiwa nyata dari serangan gas mematikan yang dilakukan oleh anggota sekte Aum Shinrikyo di sistem kereta bawah tanah Tokyo.

Ulasan untuk Canary (2005)

✍️ Ditulis oleh Bima Saputra

Sebuah Bisikan Harapan di Tengah Keheningan Trauma: Ulasan Film 'Canary (2005)' Ada kalanya sebuah film tidak perlu gemuruh ledakan atau intrik rumit untuk meninggalkan jejak mendalam di hati penontonnya. ‘Canary (2005)’, karya sutradara Akihiko Shiota, adalah salah satu film semacam itu. Film ini adalah sebuah elegi yang sunyi namun kuat, sebuah perjalanan lambat yang meresap ke dalam jiwa, menyoroti bagaimana manusia, terutama anak-anak, berjuang untuk menemukan makna dan pijakan setelah dilanda tragedi yang mengguncang. Sejak menit pertama, ‘Canary’ tidak berusaha menghibur dengan sensasi, melainkan mengajak kita untuk merasakan setiap keheningan, setiap langkah ragu, dan setiap percikan harapan yang sangat kecil. Ini adalah tontonan yang menuntut kesabaran, namun imbalannya adalah pengalaman sinematik yang autentik dan menyentuh. Inti cerita 'Canary' berpusat pada eksplorasi mendalam terhadap trauma dan upaya pemulihan. Kita diperkenalkan pada seorang anak muda yang hidupnya porak-poranda setelah sebuah insiden tragis, meninggalkan beban masa lalu yang menghantuinya dan mengusir kedamaian dari dunianya. Dalam kekosongan itu, ia dihantui oleh obsesi untuk mencari sesuatu yang dianggapnya hilang atau sebagai kunci untuk memahami masa lalu serta keluarganya—sebuah "burung kenari" metaforis yang melambangkan harapan atau koneksi yang terputus. Pencarian yang penuh kesepian ini membawanya pada sebuah perjalanan, dan di tengah odisei ini, ia bertemu dengan seorang gadis muda yang, meskipun memiliki masalah dan bebannya sendiri, memilih untuk menemaninya. Bersama, mereka memulai petualangan melintasi lanskap Jepang, sebuah perjalanan yang bukan hanya bersifat geografis tetapi juga emosional dan spiritual. Film ini dengan cerdas mengangkat tema kehilangan, isolasi, pencarian jati diri, dan kekuatan koneksi manusia yang tak terduga dalam menghadapi kepedihan. Ini adalah ode tentang daya tahan, tentang bagaimana harapan bisa ditemukan di tempat yang paling tidak terduga, dan bagaimana luka bisa mulai sembuh melalui pemahaman dan persahabatan yang tulus. Kualitas akting dalam film ini adalah salah satu pilar kekuatannya, dengan para pemain utama yang menghadirkan performa sangat meyakinkan: Pertama, mari kita bahas Hoshi Ishida, yang memerankan karakter sentral anak muda ini. Ia adalah poros emosional cerita, dan penampilannya sungguh memukau. Ia menghadirkan karakter yang hancur oleh trauma namun masih memegang erat harapan dengan keheningan yang luar biasa. Sepanjang film, ia tidak banyak berbicara, namun tatapan matanya, postur tubuhnya yang seringkali tampak rapuh namun teguh, dan caranya berinteraksi dengan dunia sekitar bercerita lebih banyak daripada dialog apapun. Kita bisa merasakan beratnya beban yang dipikulnya, kebingungannya, dan ketabahan diam-diam yang mendorongnya maju. Ini adalah akting yang sangat subtil namun memiliki dampak besar, berhasil menarik simpati penonton tanpa perlu drama berlebihan. Hoshi Ishida benar-benar berhasil membuat kita merasakan setiap emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Kemudian ada Mitsuki Tanimura, yang tampil sebagai gadis muda yang bergabung dalam perjalanan tak terduga ini. Penampilannya adalah kontras yang indah dan sangat dibutuhkan. Ia membawa energi yang lebih cerah dan terbuka, meskipun karakternya sendiri juga memiliki luka dan kerentanan. Akting Mitsuki sangat natural dan penuh empati; ia tidak berusaha berlebihan, melainkan memancarkan kehangatan dan kejujuran. Ia menjadi jangkar emosional bagi karakter utama, menunjukkan kekuatan persahabatan dan pengertian yang tulus. Mitsuki berhasil menggambarkan kompleksitas karakternya—seorang yang rapuh namun berani, yang melihat melampaui luka orang lain dan menawarkan uluran tangan. Ekspresi wajahnya yang ekspresif, caranya mendengarkan, dan kesediaannya untuk terhubung menambah lapisan kehangatan dan kemanusiaan pada narasi yang mungkin terasa kelam. Terakhir, ada penampilan dari Hidetoshi Nishijima. Meski mungkin tidak memiliki waktu layar sebanyak dua aktor muda lainnya, perannya sangat signifikan dan berbobot. Ia menghadirkan aura misterius dan kesedihan yang mendalam. Aktingnya sangat terkontrol, dengan gestur dan tatapan mata yang penuh makna. Karakternya seperti membawa beban masa lalu yang berbeda, memberikan perspektif orang dewasa terhadap tragedi dan bagaimana dampaknya dapat bertahan lama. Kehadirannya yang tenang namun kuat membantu menambahi kedalaman dan resonansi emosional pada cerita, seolah menjadi cermin bagi perjuangan internal karakter-karakter muda. Ada kebijaksanaan yang tersirat dalam diamnya, yang membuat setiap penampilannya terasa penting. Secara keseluruhan, kontribusi akting dari ketiga aktor ini adalah tulang punggung film ‘Canary’. Mereka membentuk ensemble yang luar biasa, dengan performa yang jujur dan tanpa pretensi. Hoshi Ishida menyampaikan kepedihan dan pencarian, Mitsuki Tanimura membawa harapan dan koneksi, sementara Hidetoshi Nishijima menambahkan bobot refleksi dan kedalaman historis. Sinergi mereka, bahkan dalam kesunyian yang panjang, begitu kuat sehingga kita sepenuhnya tenggelam dalam narasi. Kualitas akting mereka tidak hanya membuat cerita terasa autentik dan dapat dipercaya, tetapi juga memperkuat pesan universal tentang trauma, pemulihan, dan pentingnya koneksi manusia. Tanpa performa sekuat ini, film ini mungkin akan kehilangan daya tarik emosionalnya yang signifikan dan pesan esensialnya. Secara visual, 'Canary' menggunakan palet warna yang seringkali lembut dan alami, namun terkadang terasa dingin, yang secara efektif mencerminkan suasana melankolis dan perasaan terasing yang dialami karakter-karakternya. Sinematografinya indah, menangkap keindahan suram pedesaan Jepang—dengan sawah-sawah yang membentang luas dan langit yang mendung—serta kekosongan kota-kota besar dengan cara yang sama-sama memukau. Ada banyak bidikan lanskap yang luas, seringkali dengan karakter kecil di tengahnya, menyoroti perasaan isolasi mereka di dunia yang begitu besar. Penggunaan cahaya alami memberikan nuansa realistis yang mendalam, membuat setiap adegan terasa otentik dan menyelimuti. Tensi cerita di film ini bukanlah jenis yang membuat jantung berdebar kencang dengan ketegangan eksternal. Ini adalah tensi yang lebih internal, berakar pada trauma psikologis dan perjuangan karakter untuk menghadapi masa lalu mereka. Ketegangan muncul dari keheningan yang panjang, dari tatapan mata yang penuh arti, dan dari ketidakpastian akan apa yang akan mereka temukan di akhir perjalanan. Ada semacam rasa tegang yang halus, harapan yang rapuh, dan kekhawatiran yang samar-samar menyelimuti setiap adegan. Pacing film yang cenderung lambat memungkinkan penonton untuk meresapi setiap emosi dan detail kecil, sehingga ketegangan yang bersifat psikologis ini terasa lebih mendalam dan personal. Suasana yang dibangun berhasil membuat penonton terus bertanya-tanya, merasakan desiran harapan dan kekecewaan secara bergantian. ‘Canary’ adalah film yang tidak akan mudah terlupakan. Ini adalah tontonan yang mengharuskan kita untuk terlibat secara emosional, namun imbalannya adalah pengalaman sinematik yang kaya dan mendalam. Film ini tidak mencari jawaban mudah atau solusi instan; sebaliknya, ia merangkul ambiguitas dan kompleksitas emosi manusia. Kisah ini adalah pengingat bahwa proses penyembuhan adalah perjalanan yang panjang dan berliku, seringkali dipenuhi dengan momen-momen keheningan dan keraguan, tetapi juga dengan kilasan harapan dan koneksi yang berharga. Ini adalah bukti bahwa kisah-kisah yang paling kuat seringkali diceritakan dengan bisikan, bukan dengan jeritan. Secara keseluruhan, 'Canary' adalah sebuah karya sinematik yang berani, menyentuh, dan sangat direkomendasikan bagi mereka yang menghargai narasi yang berfokus pada karakter dan perjalanan emosional. Ini adalah film yang akan tinggal bersama Anda jauh setelah layar menjadi gelap, membuat Anda merenungkan makna trauma, harapan, dan kekuatan jiwa manusia yang luar biasa. Skor akhir: 6.8 dari 10.
Sumber film: Canary (2005)

Duration: 132 min Min

TMDB Rated: 6.9 / 365

Release Date: 2004-11-20

Countries:

iLK21