Kecelakaan tabrak lari menimpa dua keluarga. Ketika suaminya meninggal dunia, Nita mengajukan kasus pidana. Alfredo dikirim ke penjara setelah mengaku bersalah menggantikan putranya Rafael, tetapi Rafael tidak bisa dibebaskan dari beban rasa bersalah. Hold the Dark (2018) iLK21Ini juga keren: Nonton Orbiter 9 2017 - Nonton Babysplitters 2019 - Nonton The Haunting Of Pendle Hill […]
Luxury138Luxury138
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

Feast (2022) (Mystery) – IDLIX

IMDB Rated: N/A / 10
Original Title : Apag
N/A 50

Kecelakaan tabrak lari menimpa dua keluarga. Ketika suaminya meninggal dunia, Nita mengajukan kasus pidana. Alfredo dikirim ke penjara setelah mengaku bersalah menggantikan putranya Rafael, tetapi Rafael tidak bisa dibebaskan dari beban rasa bersalah.

Ulasan untuk Feast (2022)

✍️ Ditulis oleh Nadia Putri

Feast (2022): Sebuah Perjamuan Liar yang Mengguncang Iman dan Kemanusiaan Ketika mendengar judul "Feast," mungkin sebagian dari kita membayangkan sebuah perayaan meriah yang penuh kebahagiaan. Namun, jangan terkecoh. Film "Feast (2022)" karya Brillante Mendoza ini membawa kita ke sebuah perjamuan yang jauh dari kata gembira, melainkan sebuah eksplorasi mengerikan tentang sisi gelap manusia, tradisi, dan kemunafikan yang tersembunyi di balik tabir kesalehan. Sebagai penonton, saya merasa terseret ke dalam pusaran kekacauan yang disajikan dengan brutal, namun juga memancing perenungan mendalam. Dari awal hingga akhir, "Feast" berhasil membangun suasana yang mencekam. Brillante Mendoza, dengan gaya khasnya, menciptakan lanskap visual yang mentah dan otentik. Kita disuguhkan gambaran sebuah komunitas yang terasa begitu nyata, lengkap dengan segala hiruk pikuk dan kontradiksinya. Visualnya seringkali terasa seperti dokumenter, menangkap detail-detail kecil yang justru menambah bobot pada narasi yang lebih besar. Penggunaan pencahayaan yang minim dan warna-warna kusam secara efektif menciptakan aura suram yang melingkupi setiap adegan. Tidak ada kemewahan yang berlebihan, hanya realitas yang getir, yang pada akhirnya justru membuat ketegangan terasa lebih nyata dan menghantui. Kamera seringkali bergerak dinamis, membuat kita merasa seolah-olah menjadi bagian dari keramaian atau bahkan saksi bisu dari kengerian yang tersembunyi. Suasana visual ini bukan sekadar latar belakang, melainkan elemen integral yang merasuk ke dalam jiwa cerita, memperkuat kesan bahwa kita sedang mengintip ke dalam dunia yang nyaris runtuh. Tensi cerita dibangun secara perlahan namun pasti, laksana api kecil yang membakar dari dalam. Awalnya, kita disuguhkan kehidupan komunitas yang tampak normal, namun perlahan retakan mulai terlihat, dan ketidaknyamanan mulai merayap. Ketegangan ini tidak selalu datang dari jumpscare atau adegan kekerasan eksplisit—meski ada juga—melainkan lebih sering dari ketidakpastian dan rasa takut akan apa yang akan terungkap selanjutnya. Dialog-dialog yang tajam, tatapan mata yang penuh makna, dan interaksi antar karakter yang sarat konflik, semuanya berkontribusi pada pembangunan tensi psikologis yang begitu mencekik. Ada perasaan genting yang terus-menerus menggelayut, seolah-olah bom waktu sedang berdetak, siap meledak kapan saja, membongkar segala kepalsuan yang selama ini ditutupi. Kualitas akting para pemain utama menjadi salah satu pilar kekuatan film ini. Mereka berhasil menghidupkan karakter-karakter yang kompleks dan bermasalah, membuat kita percaya pada narasi gelap yang diusung. Coco Martin menunjukkan sisi akting yang lebih dalam dan nuansa yang berbeda dari peran-peran heroik yang sering ia lakoni. Di "Feast," ia membawakan karakternya dengan intensitas yang terkendali namun sangat kuat. Ada kepedihan, keputusasaan, dan konflik batin yang tergambar jelas dari ekspresi dan gerak-geriknya. Ia tidak perlu berteriak untuk menunjukkan kemarahannya, atau menangis meraung-raung untuk memperlihatkan kesedihannya. Cukup dengan tatapan matanya yang kosong atau senyum tipis yang penuh makna, ia mampu menyampaikan lapisan-lapisan emosi yang rumit, membuat karakternya terasa begitu manusiawi dan rentan di tengah krisis. Gladys Reyes tampil memukau dengan perannya yang mungkin terasa familiar namun ia bawakan dengan kedalaman yang luar biasa. Ia berhasil memerankan sosok yang memancarkan aura otoritas sekaligus menyimpan rahasia kelam. Ada semacam ambivalensi dalam karakternya yang membuat penonton bertanya-tanya tentang motif dan niat sebenarnya. Gladys mampu beralih dari satu emosi ke emosi lain dengan sangat halus, menunjukkan kekuatan sekaligus kerapuhan yang tersembunyi. Aktingnya yang berkarakter kuat menambah dimensi penting pada dinamika konflik dalam film, menjadikannya pusat gravitasi yang tak terhindarkan. Lito Lapid, seorang aktor veteran yang dikenal dengan peran-peran laga, di sini menunjukkan sisi aktingnya yang lebih tenang namun tetap berkarisma. Ia membawa bobot dan kehadiran yang tak terbantahkan ke dalam karakternya. Meskipun mungkin tidak sekompleks peran lainnya, Lito Lapid berhasil menyampaikan pesan dan pengaruh karakternya melalui bahasa tubuh yang mantap dan dialog-dialog yang tegas. Kehadirannya memberikan semacam fondasi pada cerita, mewakili aspek tertentu dari komunitas yang terasa penting untuk narasi keseluruhan. Ia adalah sosok yang kehadirannya mengisi ruang dengan penuh wibawa. Secara keseluruhan, akting ketiga aktor ini berkontribusi besar pada kesuksesan film. Mereka tidak hanya memerankan karakter, tetapi benar-benar menghidupkannya, membuat penonton merasakan emosi dan dilema yang mereka hadapi. Sinergi antara mereka menciptakan dinamika yang kuat, memperkuat realisme cerita dan menancapkan tema-tema gelap film ke dalam benak penonton. Tanpa akting yang meyakinkan ini, "Feast" mungkin tidak akan memiliki dampak emosional yang begitu mendalam. Tema besar yang diusung "Feast" sangat relevan dan menggugah. Film ini dengan berani mengupas tuntas tema kemunafikan dan kemerosotan moral yang tersembunyi di balik façade religius dan tradisi. Sebuah perayaan komunal yang seharusnya menjadi momen kebersamaan dan spiritualitas, justru menjadi panggung bagi terungkapnya dosa-dosa tersembunyi, ambisi serakah, dan kekejaman yang tak termaafkan. "Feast" menantang kita untuk melihat lebih dalam ke inti manusia, di mana kegelapan dapat bersembunyi di balik penampilan yang paling suci sekalipun. Film ini juga mempertanyakan batas-batas antara iman dan takhayul, serta bagaimana kepercayaan dapat dimanipulasi untuk tujuan-tujuan yang merusak. Ini adalah cerminan getir tentang bagaimana masyarakat dapat menyembunyikan keburukan di balik topeng kesalehan, hingga akhirnya semua terkuak dalam sebuah perjamuan yang tak akan pernah terlupakan. "Feast (2022)" adalah sebuah tontonan yang mungkin tidak nyaman bagi semua orang, tetapi ia adalah film yang penting dan berani. Brillante Mendoza sekali lagi membuktikan kemampuannya dalam menyajikan realitas pahit dengan cara yang tak terduga dan menghipnotis. Jika Anda mencari film horor atau thriller yang lebih dari sekadar ketakutan instan, melainkan yang merasuk ke dalam pikiran dan jiwa, maka "Feast" adalah pilihan yang tepat. Film ini akan membuat Anda merenung lama setelah lampu bioskop dinyalakan kembali. Skor akhir: 5.8/10
Sumber film: Feast (2022)

Duration: 104 min Min

TMDB Rated: N/A / 50

Release Date: 2023-04-08

Countries:,