Seorang janda yang membesarkan anak autisnya sendirian, kehilangan pekerjaannya dan mulai bersekolah di sekolah teknik untuk mendapatkan kualifikasi baru. Di sana, ia bertemu orang lain yang juga mencari awal baru dalam hidup, termasuk seorang mantan pekerja kantoran (salaryman) yang dengannya ia menjalin hubungan asmara secara sembunyi-sembunyi… She Came to Me (2023) iLK21Ini juga keren: Nonton […]
Luxury138Luxury138
ilk21 film
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

Watch Gakko III (1998) Film Drama 2025 Rating 6.5 – IDLIX

IMDB Rated: 6.5 / 10
Original Title : A Class to Remember 3: The New Voyage
6.5 93

Seorang janda yang membesarkan anak autisnya sendirian, kehilangan pekerjaannya dan mulai bersekolah di sekolah teknik untuk mendapatkan kualifikasi baru. Di sana, ia bertemu orang lain yang juga mencari awal baru dalam hidup, termasuk seorang mantan pekerja kantoran (salaryman) yang dengannya ia menjalin hubungan asmara secara sembunyi-sembunyi…

Ulasan untuk Gakko III (1998)

✍️ Ditulis oleh Raka Pratama

"Gakko III": Sebuah Potret Kehangatan dalam Perjuangan yang Penuh Empati Film Jepang seringkali memiliki kemampuan unik untuk menyelami kedalaman emosi manusia dengan sentuhan yang begitu autentik, dan "Gakko III" karya sutradara legendaris Yoji Yamada adalah salah satu contoh terbaiknya. Sebagai bagian dari seri "Gakko" yang berfokus pada dinamika pendidikan dan kehidupan, film ini membawa kita pada sebuah perjalanan yang menyentuh hati tentang keluarga, perjuangan, dan pentingnya penerimaan. Yamada, dengan gaya penyutradaraannya yang khas, berhasil merangkai kisah yang sederhana namun memiliki resonansi emosional yang kuat, membuat penonton merenungkan makna dukungan dan ketahanan. "Gakko III" mengajak kita menilik kehidupan sehari-hari sebuah keluarga Jepang yang menghadapi tantangan besar: membesarkan seorang anak dengan disabilitas. Film ini dengan lembut menguraikan realitas yang mungkin tidak selalu terlihat oleh mata, yaitu kompleksitas emosional dan praktis yang dihadapi oleh keluarga seperti itu. Bukan hanya tentang kesulitan si anak dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sosialnya, tetapi juga tentang pengorbanan, cinta tak bersyarat, dan harapan yang tak pernah padam dari kedua orang tuanya. Yamada tidak mencoba mendramatisir secara berlebihan, melainkan memilih pendekatan yang realistis dan humanis, menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kesedihan seringkali berjalan beriringan dalam setiap langkah kehidupan. Salah satu pilar utama yang menopang kekuatan "Gakko III" adalah kualitas akting dari para pemainnya. Mereka berhasil menciptakan karakter-karakter yang terasa nyata, yang perjuangannya bisa dirasakan dan dipahami oleh penonton. Nenji Kobayashi memerankan figur ayah dengan kehalusan dan kekuatan yang luar biasa. Aktingnya cenderung subtil, tidak banyak bicara, namun setiap ekspresi wajah, tatapan mata, dan gerak-geriknya berbicara banyak tentang beban dan harapan yang ia pikul. Ia menunjukkan sosok kepala keluarga yang teguh, yang mungkin menyimpan kekhawatirannya di dalam hati, namun selalu menjadi sandaran yang kokoh bagi istri dan anaknya. Ada kekuatan tersembunyi dalam ketenangannya, sebuah determinasi yang terlihat dari caranya menghadapi setiap rintangan tanpa mengeluh. Ini adalah performa yang penuh martabat dan kehangatan. Kemudian ada Shinobu Ōtake, yang tampil memukau sebagai sosok ibu. Aktingnya adalah kontras yang indah dengan Kobayashi; ia lebih ekspresif, lebih terbuka dalam menunjukkan emosinya. Ia dengan brilian menggambarkan campuran kompleks antara cinta yang mendalam, kekhawatiran yang tak ada habisnya, frustrasi yang manusiawi, dan kebahagiaan murni dari setiap pencapaian kecil anaknya. Setiap tangisnya terasa tulus, setiap senyumnya memancarkan kehangatan seorang ibu. Ōtake berhasil membuat kita merasakan denyut nadi seorang ibu yang berjuang untuk masa depan anaknya, dan kekuatannya dalam menghadapi tatapan dan prasangka dunia. Terakhir, dan mungkin yang paling krusial, adalah penampilan dari Yuki Kuroda. Perannya di film ini sangat menantang, dan Kuroda berhasil menyajikannya dengan sangat meyakinkan dan penuh empati. Ia tidak hanya meniru tingkah laku, melainkan merasuki esensi karakter tersebut, menunjukkan perjuangan internal dan cara pandangnya terhadap dunia. Aktingnya terasa jujur dan tidak dilebih-lebihkan, sehingga penonton bisa melihat melampaui disabilitas yang ada dan terhubung dengan kemanusiaan dalam dirinya. Ini adalah penampilan yang mengharukan, yang meminta kita untuk melihat tanpa penghakiman. Secara keseluruhan, kualitas akting dari ketiga pemain utama ini adalah tulang punggung film. Kobayashi dan Ōtake membentuk fondasi emosional yang kuat, menunjukkan perjuangan kolektif keluarga, sementara Kuroda menjadi pusat gravitasi yang menarik empati dan pemahaman kita. Gabungan akting mereka yang saling melengkapi ini tidak hanya membuat karakter-karakter terasa hidup, tetapi juga berhasil mengkomunikasikan tema besar film ini dengan sangat efektif, berkontribusi besar pada kesuksesan film dalam menyentuh hati penonton dan menyampaikan pesannya. Dari segi visual, "Gakko III" mengadopsi estetika yang realistis dan bersahaja. Yamada menggunakan pencahayaan alami dan komposisi gambar yang sederhana untuk menciptakan suasana yang intim dan autentik. Tidak ada gaya visual yang mencolok, melainkan fokus pada ekspresi wajah dan interaksi antar karakter. Suasana visual yang hangat namun terkadang melankolis ini sangat mendukung narasi. Tensi cerita dibangun bukan melalui plot twist yang mendebarkan, melainkan melalui pergulatan emosional dan tantangan sehari-hari yang dihadapi keluarga ini. Setiap momen kecil, baik itu keberhasilan kecil di sekolah atau sebuah kegagalan, membawa bobot emosional tersendiri. Ketegangan datang dari kekhawatiran orang tua akan masa depan anak mereka, dan dari perjuangan si anak untuk menemukan tempatnya di dunia. Tensi ini terasa mengalir secara alami, perlahan-lahan meresap ke dalam hati penonton. "Gakko III" adalah film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan membuka mata. Film ini mengingatkan kita akan pentingnya kesabaran, pengertian, dan penerimaan terhadap setiap individu, terlepas dari segala perbedaan. Yamada sekali lagi membuktikan kemampuannya untuk mengarahkan drama yang humanis dan relevan, menyajikan sebuah kisah yang akan terus menghangatkan hati lama setelah kredit film berakhir. Ini adalah tontonan yang sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang mencari film dengan kedalaman emosi dan pesan yang kuat tentang kekuatan keluarga dan semangat manusia. Skor akhir: 6.4 dari 10
Sumber film: Gakko III (1998)

Duration: 133 min Min

TMDB Rated: 6.5 / 93

Release Date: 1998-10-17

Countries: