A group of Black friends reunite for a Juneteenth weekend getaway only to find themselves trapped in a remote cabin with a twisted killer. Mona Darling (2017) iLK21Ini juga keren: Nonton The Christmas Blessing 2005 - Nonton Dont Go Too Far 2018 - Nonton Ditto 2022 - Nonton Brotherhood Final Fantasy Xv 2016 - Nonton […]
Luxury138Luxury138
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

Nonton The Blackening (2022) Sub Indo - iLK21 Ganool

IMDB Rated: 6.6 / 10
Original Title : The Blackening
6.6 1779

A group of Black friends reunite for a Juneteenth weekend getaway only to find themselves trapped in a remote cabin with a twisted killer.

Ulasan untuk The Blackening (2022)

✍️ Ditulis oleh Melati Anindya

Menonton 'The Blackening' adalah pengalaman yang sulit digolongkan ke dalam satu kotak genre saja. Film ini berhasil memadukan horor, komedi, dan kritik sosial dengan cara yang cerdas sekaligus menghibur. Dari awal, kita sudah diajak ke dalam premis yang akrab: sekelompok teman berkumpul di sebuah kabin terpencil untuk liburan akhir pekan. Namun, dari sinilah film ini mulai memutarbalikkan ekspektasi. Begitu mereka menemukan sebuah permainan papan misterius yang menanyakan siapa di antara mereka yang "paling hitam", jelas bahwa 'The Blackening' punya agenda lebih dari sekadar menakuti atau membuat tertawa. Suasana visual film ini cukup menarik, meskipun tidak selalu berusaha menjadi horor yang menyeramkan. Pengambilan gambar kabin di tengah hutan, dengan pencahayaan yang sering kali remang-remang, memang menciptakan kesan klasik film *slasher*. Namun, ada nuansa yang sengaja dibuat sedikit lebih terang atau bahkan kontras, seolah mengingatkan penonton bahwa ini adalah komedi. Kadang, ada momen-momen visual yang benar-benar menegangkan, didukung oleh tata suara yang efektif. Namun, momen-momen ini selalu diikuti oleh banyolan atau dialog satir yang langsung memecah ketegangan, membuat penonton terus-menerus diombang-ambing antara perasaan takut dan terbahak. Tensi cerita 'The Blackening' dibangun dengan sangat cerdik. Permainan "Siapa yang Paling Hitam" ini bukan hanya sekadar alat plot, tapi juga inti dari kritik yang ingin disampaikan film. Setiap pertanyaan dalam permainan itu memicu perdebatan sengit di antara para karakter, mengungkap perbedaan sudut pandang, stereotip, dan bagaimana identitas itu dipersepsikan. Tensi horornya sendiri datang dari ancaman pembunuh bertopeng yang mengintai mereka, menciptakan urgensi yang nyata. Tapi yang membuat film ini unik adalah bagaimana tensi itu selalu diimbangi dengan komedi yang *on point*. Kita tegang, lalu tertawa lepas, lalu tegang lagi. Ini adalah tarian yang sulit, dan 'The Blackening' menari dengan cukup apik. Mari kita bahas kualitas akting para pemain utama. Ensemble cast adalah kunci film ini, dan ada beberapa penampilan yang benar-benar menonjol. Antoinette Robertson memberikan performa yang sangat solid. Karakternya terasa paling membumi di antara kelompok yang sering kali histeris atau terlalu nyentrik. Ia mampu menunjukkan kombinasi kecerdasan, skeptisisme, dan juga kepanikan yang realistis. Ada momen-momen di mana ia menjadi suara akal sehat, namun juga ada saat ia menjadi paling rentan. Perannya sebagai jangkar emosional dalam kekacauan sangat terasa, ia berhasil membawa penonton untuk ikut merasakan kebingungan dan ketakutannya. Penampilannya terasa otentik dan tidak berlebihan, sangat pas untuk karakter yang berusaha menjaga kewarasan di tengah situasi absurd. Dewayne Perkins, yang juga merupakan salah satu penulis skenario, benar-benar bersinar di film ini. Penampilannya terasa sangat natural dan penuh energi. Ia berhasil menyampaikan dialog-dialog jenaka dan satir dengan *timing* komedi yang luar biasa presisi. Karakternya sangat ekspresif, dan setiap ekspresinya, entah itu kebingungan, ketakutan, atau sarkasme, terasa pas dan memancing tawa. Jelas terlihat bahwa ia sangat memahami inti dari materi yang ia tulis, dan itu terpancar dalam setiap adegannya. Ia adalah salah satu sumber tawa terbesar dalam film ini, dan kemampuannya untuk mencampur humor dengan momen-momen ketegangan adalah nilai tambah yang besar. Sinqua Walls juga memberikan penampilan yang menarik, bermain dengan arketipe tertentu dengan sentuhan pribadi. Karakternya memancarkan aura kepercayaan diri yang kadang konyol, kadang juga menjadi sumber kekuatan bagi kelompok. Ia mampu menyajikan sisi maskulin yang sering kali dijadikan bahan lelucon, namun juga memiliki momen-momen di mana ia menunjukkan kerentanan atau kepedulian yang tulus. Penampilannya terasa dinamis, mampu berpindah dari momen kekonyolan ke momen yang lebih serius dengan mulus. Ia menambah kedalaman pada dinamika kelompok, dan interaksinya dengan pemain lain seringkali menjadi titik balik yang lucu atau justru menegangkan. Secara keseluruhan, akting mereka, bersama dengan pemain lainnya, berkontribusi besar pada kesuksesan film. Chemistry di antara para pemeran sangat terasa, membuat kelompok teman ini terlihat benar-benar akrab dan memiliki sejarah. Kemampuan mereka untuk beralih antara drama horor dan komedi satir adalah kunci utama yang membuat film ini bekerja. Tanpa akting yang kuat dan *chemistry* yang meyakinkan, pesan-pesan yang ingin disampaikan film tidak akan bisa sekuat ini, dan humornya mungkin tidak akan selancar itu. Mereka berhasil membuat penonton peduli pada karakter-karakter ini, bahkan ketika karakter-karakter itu sendiri sedang berdebat tentang hal-hal konyol. Tema besar yang diangkat oleh 'The Blackening' adalah parodi dan dekonstruksi stereotip rasial dalam genre horor. Film ini secara blak-blakan menyoroti klise seperti "karakter kulit hitam selalu mati duluan" dan bermain-main dengan ekspektasi penonton. Ini bukan sekadar film horor biasa yang kebetulan memiliki pemain kulit hitam; ini adalah film horor-komedi yang secara sadar menjadikan identitas dan persepsi ras sebagai inti dari ceritanya. Lewat permainan yang menjadi plot utama, film ini mengundang kita untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan tentang identitas, otentisitas, dan bagaimana masyarakat, bahkan dalam kelompok minoritas itu sendiri, sering kali terjebak dalam perangkap stereotip. Ini adalah komentar yang cerdas, relevan, dan disampaikan dengan cara yang sangat menghibur. Pacing film ini terasa pas, tidak terlalu cepat sehingga membingungkan, juga tidak terlalu lambat sehingga membosankan. Sutradara berhasil menjaga keseimbangan antara momen-momen yang menegangkan dan momen-momen yang menggelitik perut. Dialognya tajam, dengan banyak referensi budaya pop dan *meta-commentary* yang akan dihargai oleh penggemar horor dan komedi. 'The Blackening' mungkin bukan film horor yang akan membuat Anda tidur dengan lampu menyala, dan mungkin juga bukan komedi yang akan membuat Anda tertawa setiap detik. Tapi film ini adalah perpaduan unik yang menawarkan lebih dari sekadar hiburan. Ini adalah film yang cerdas, berani, dan relevan, yang menggunakan genre horor-komedi sebagai wadah untuk membahas isu-isu yang lebih dalam dengan cara yang ringan namun tetap menusuk. Sebuah tontonan yang segar dan pasti akan meninggalkan kesan. Skor akhir: 6.8/10
Sumber film: The Blackening (2022)

iLK21