![]() | ![]() |
Cara Menonton Film Di Situs Kami
- Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
- Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
- Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
- Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.
Nonton The Bridge Curse: Ritual (2023) Sub Indo Rating 5.9 – IDLIX

Konon, Universitas Budaya Tionghoa Yangminshan berdiri di titik persimpangan dunia nyata dan alam baka. Arsitektur kampus ini awalnya dirancang dengan pola “bagua” yang membawa keberuntungan untuk menangkal roh jahat, namun dengan niat jahat diubah menjadi “bagua terbalik”. Sejak saat itu, kampus dihantui berbagai penampakan dan kejadian paranormal.
Tiga tahun lalu, seorang mahasiswa yang sedang mengembangkan game horor realitas tertambah (AR) di kampus ini mengalami koma setelah kecelakaan lift misterius. Untuk menyelesaikan game tersebut, adik perempuannya mulai mencoba berbagai tantangan AR yang terinspirasi legenda urban bersama teman-temannya. Perjalanan mereka membawa mereka ke pengalaman yang semakin aneh dan mengerikan…
Tonton juga film: Bodies Bodies Bodies (2022) iLK21
Ini juga keren: Nonton Dark Shadows 2012 - Nonton Am I A Serial Killer 2019 - Nonton Love Sarah 2020 - Nonton Nothing Ever Happened 2022 - Nonton Listen Carefully 2024
Ulasan untuk The Bridge Curse: Ritual (2023)
Dunia horor Asia, khususnya dari Taiwan, memang punya daya tariknya sendiri. Mereka seringkali berhasil memadukan legenda urban, kengerian supranatural, dan drama manusia dengan apik. Dan ketika kabar sekuel dari *The Bridge Curse* (2020) muncul, ekspektasi saya cukup membumbung. *The Bridge Curse: Ritual* (2023) hadir dengan janji untuk menyelami lebih dalam mitos Jembatan Lih Tan yang melegenda, kali ini dengan sentuhan modern yang lebih relevan: tantangan daring dan siaran langsung. Film ini membawa kita kembali ke kampus yang diselimuti kisah kelam. Kali ini, fokusnya bukan hanya pada mitos jembatan itu sendiri, tetapi bagaimana mitos tersebut hidup di era digital. Sekelompok anak muda, termasuk seorang *streamer* populer, nekat melakukan investigasi dan dokumentasi langsung tentang kutukan jembatan yang dipercaya dihantui arwah seorang mahasiswi yang bunuh diri. Mereka ingin mengungkap kebenaran di balik legenda itu, atau mungkin sekadar mencari sensasi. Namun, seperti yang bisa ditebak, apa yang awalnya tampak seperti konten viral yang seru, perlahan berubah menjadi serangkaian kejadian menakutkan yang mengaburkan batas antara apa yang nyata dan apa yang hanya bagian dari pertunjukan. *Ritual* ini pun mulai menuntut korban, dan mereka harus menghadapi konsekuensi dari mengusik alam yang seharusnya dibiarkan tidur. Dari segi visual dan atmosfer, *The Bridge Curse: Ritual* sebenarnya punya modal yang kuat. Film ini pintar dalam membangun suasana tegang dari awal. Penggunaan lokasi kampus yang sepi di malam hari, pencahayaan minim, serta efek suara yang terkadang tiba-tiba mengagetkan, cukup berhasil menciptakan rasa mencekam yang khas. Ada beberapa *jump scare* yang cukup efektif, yang tidak terasa murahan karena didukung oleh *build-up* yang lumayan. Momen-momen horornya dirancang untuk membuat penonton merasa gelisah, bukan hanya terkejut sesaat. Film ini juga cukup berani dalam menampilkan beberapa *visual* horor yang unsettling, meskipun tidak selalu original, namun tetap efektif dalam konteksnya. Sayangnya, ketegangan yang terbangun terkadang terasa naik turun, membuat ritme cerita sedikit tidak konsisten. Ada momen-momen lambat yang mungkin bisa dipangkas untuk menjaga intensitas. Mari kita bicara tentang akting para pemain utama yang menjadi tulang punggung cerita ini. JC Lin memerankan karakternya dengan pembawaan yang cukup serius dan intens. Dia berhasil menunjukkan transisi emosi yang meyakinkan, mulai dari rasa ingin tahu yang besar, hingga kepanikan dan ketakutan yang mendalam saat menghadapi situasi yang tak terkendali. Ekspresi wajahnya seringkali menjadi jendela bagi kekacauan batin yang dialami karakternya. Kita bisa merasakan beratnya beban yang ia pikul, dan bagaimana ia berjuang untuk memahami dan bertahan dari ancaman yang tak kasat mata. Penampilannya terasa solid dan memberikan fondasi emosional yang kuat bagi film. Kemudian ada Patrick Shih yang membawa nuansa berbeda ke dalam dinamika kelompok. Aktingnya cukup natural, dan ia berhasil memerankan karakter yang mungkin di awal terlihat biasa saja, namun kemudian terungkap memiliki lapisan yang lebih kompleks. Ia mampu menyampaikan rasa cemas dan ketakutan dengan caranya sendiri, kadang dengan *subtlety* yang pas, kadang juga dengan reaksi yang lebih eksplosif. Kehadirannya membantu menyeimbangkan intensitas yang dibawa oleh karakter lain, memberikan variasi dalam reaksi terhadap kengerian yang mereka alami. Terakhir, Wang Yu-xuan menyumbangkan performa yang cukup menarik. Karakter yang ia perankan memiliki peran krusial dalam cerita, dan ia berhasil membawakan dimensi kerapuhan sekaligus ketahanan. Ada momen-momen di mana ia harus menunjukkan kepanikan yang luar biasa, dan ia melakukannya dengan cukup meyakinkan. Di sisi lain, ia juga mampu menyampaikan nuansa misteri atau beban masa lalu yang mungkin melingkupi karakternya. Penampilannya terasa otentik dalam menghadapi serangkaian peristiwa supranatural yang mengerikan. Secara keseluruhan, kontribusi akting mereka dalam *The Bridge Curse: Ritual* cukup positif. Meskipun tidak semuanya mencapai level yang luar biasa, para pemain utama ini berhasil menghidupkan karakter mereka dan membuat kita peduli—atau setidaknya terlibat—dengan nasib mereka. Akting yang solid membantu penonton untuk lebih larut dalam cerita horor ini, sehingga elemen ketakutan dan ketegangan yang disajikan bisa lebih efektif. Tanpa penampilan yang meyakinkan dari para aktor, sulit rasanya bagi film horor untuk benar-benar berhasil membuat kita merasa takut atau peduli dengan apa yang terjadi di layar. Mereka berhasil menjalankan tugasnya sebagai pilar emosional film ini. Tema besar yang ingin disampaikan film ini cukup relevan dengan era sekarang, yaitu bahaya dari sensasionalisme digital dan konsekuensi mengusik hal-hal yang tidak diketahui demi popularitas online. Film ini menyoroti bagaimana media sosial dan *livestreaming* bisa menjadi pedang bermata dua, di mana hasrat untuk menjadi viral dapat membawa pada kehancuran yang tak terduga. Ada juga tema tentang penyesalan, karma, dan bagaimana tindakan di masa lalu bisa menghantui masa kini, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi sebuah tempat. Konsep mitos yang berbenturan dengan modernitas ini dieksplorasi dengan cukup baik, meskipun mungkin tidak terlalu mendalam. Secara umum, *The Bridge Curse: Ritual* adalah sebuah film horor yang cukup menghibur dan punya potensinya sendiri. Ia menawarkan beberapa momen horor yang efektif dan visual yang lumayan. Namun, kadang terasa sedikit repetitif dengan formula horor yang sudah sering kita lihat. Film ini mungkin tidak akan mengubah cara Anda melihat genre horor, tetapi bagi penggemar horor Asia yang mencari tontonan dengan tema legenda urban yang disajikan dengan sentuhan modern, film ini bisa jadi pilihan yang lumayan. Ia memang memiliki beberapa kelemahan dalam hal narasi dan konsistensi ketegangan, tetapi tetap berhasil menciptakan pengalaman yang cukup menegangkan selama durasinya. Skor akhir: 5.8/10
Sumber film: The Bridge Curse: Ritual (2023)