Sousuke Aoyama adalah seorang mahasiswa yang sangat sedih karena kehilangan orang tuanya dalam kecelakaan lalu lintas. Dia bertemu Kozan Shinoda, seorang seniman suibokuga (lukisan tinta India), di sebuah pameran. Kozan tertarik pada Sousuke dan secara mengejutkan menerimanya sebagai muridnya. Namun, keponakan Kozan meremehkan Sousuke dan menyatakan akan bersaing dengan Sousuke untuk mendapatkan “Penghargaan Kozan.” Meskipun […]
Luxury138Luxury138
ilk21 film
Cara Menonton Film Di Situs Kami
  • Klik "SKIP TRAILER" untuk melewati trailer.
  • Klik tombol ▶️ pada player untuk memulai film.
  • Gunakan Server 2 atau 3 jika player lambat.
  • Bookmark situs kami agar mudah diakses kembali.

The Lines That Define Me (2022) Gratis – IDLIX

IMDB Rated: N/A / 10
Original Title : Sen wa, boku wo ekaku
N/A 112

Sousuke Aoyama adalah seorang mahasiswa yang sangat sedih karena kehilangan orang tuanya dalam kecelakaan lalu lintas. Dia bertemu Kozan Shinoda, seorang seniman suibokuga (lukisan tinta India), di sebuah pameran. Kozan tertarik pada Sousuke dan secara mengejutkan menerimanya sebagai muridnya. Namun, keponakan Kozan meremehkan Sousuke dan menyatakan akan bersaing dengan Sousuke untuk mendapatkan “Penghargaan Kozan.” Meskipun Sousuke pada awalnya tampak tidak tertarik pada melukis, dia perlahan-lahan mulai tertarik padanya dengan setiap goresan yang dibuatnya…

Ulasan untuk The Lines That Define Me (2022)

✍️ Ditulis oleh Dewi Lestari

The Lines That Define Me (2022): Sebuah Eksplorasi Diri yang Menawan Namun Tak Sempurna The Lines That Define Me, film Jepang terbaru yang sempat menarik perhatian, hadir dengan premis yang cukup menarik: eksplorasi identitas diri dan pencarian jati diri di tengah hiruk pikuk kehidupan modern. Film ini, tanpa terlalu banyak mengumbar drama berlebihan, mencoba menelusuri perjalanan batin karakter utamanya dalam menghadapi berbagai dilema dan tekanan sosial. Meskipun tak sepenuhnya sempurna dalam penyampaiannya, film ini tetap menawarkan pengalaman menonton yang cukup memuaskan, terutama bagi mereka yang menikmati drama realistis dengan sentuhan emosional yang mendalam. Secara visual, film ini menawarkan estetika yang bersih dan minimalis. Penggunaan warna cenderung natural dan tidak mencolok, mencerminkan tema introspeksi yang diusung. Suasana yang tercipta pun cukup tenang dan intim, mendukung emosi yang ingin disampaikan film. Namun, saya merasa ada beberapa adegan yang terasa agak statis, sedikit mengurangi daya tarik visual secara keseluruhan. Tensi cerita sendiri berjalan dengan tempo yang cukup lambat, lebih fokus pada pengembangan karakter dan dinamika hubungan antar tokoh daripada plot yang bergejolak. Bagi sebagian penonton, tempo yang lambat ini mungkin terasa membosankan, tetapi bagi saya, hal tersebut justru memberikan kesempatan untuk lebih menyelami pergumulan batin para karakter. Berbicara tentang akting, para pemain utama menunjukkan performa yang cukup meyakinkan. Pertama, Kanata Hosoda, memperlihatkan kemampuannya dalam memerankan karakter yang cenderung pendiam namun menyimpan emosi yang kompleks. Ekspresinya yang terkadang samar namun penuh makna berhasil menyampaikan kedalaman perasaannya dengan sangat baik. Ia mampu menghidupkan karakternya dengan natural dan tanpa terasa dibuat-buat. Selanjutnya, Kaya Kiyohara, menampilkan sisi lain dari kekuatan aktingnya. Ia mampu menggambarkan karakter yang terlihat ceria dan periang di permukaan, namun menyimpan keraguan dan ketidakpastian di dalam dirinya. Kiyohara berhasil meyakinkan penonton dengan transisi emosional yang halus dan natural. Tidak ada kesan berlebihan atau dibuat-buat dalam setiap penampilannya. Terakhir, Ryusei Yokohama, menunjukkan kemampuannya sebagai aktor pendukung yang kuat. Ia berhasil memberikan kontribusi signifikan pada dinamika cerita dengan penampilannya yang penuh nuansa. Meskipun porsi penampilannya tidak sebesar dua aktor utama lainnya, kehadirannya tetap terasa penting dan memberikan kedalaman pada cerita. Secara keseluruhan, performa akting ketiganya saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Kemampuan mereka dalam mengekspresikan emosi dengan halus dan meyakinkan menjadi kunci utama dalam keberhasilan film ini dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Harmonisasi akting mereka menciptakan chemistry yang kuat dan membuat penonton terbawa dalam perjalanan emosi para karakter. Tema besar yang diangkat dalam The Lines That Define Me adalah pencarian jati diri dan bagaimana tekanan sosial dapat memengaruhi proses tersebut. Film ini secara halus mengupas bagaimana individu bergulat dengan ekspektasi keluarga, teman, dan masyarakat, serta bagaimana mereka berusaha untuk menemukan definisi "diri" yang sebenarnya terlepas dari semua tekanan tersebut. Film ini tidak memberikan jawaban yang mudah atau solusi instan, tetapi lebih mengajak penonton untuk merenung dan menemukan jawabannya sendiri. Ini adalah sebuah kekuatan tersendiri dari film ini. Meskipun tempo cerita yang lambat dan beberapa adegan yang terasa statis menjadi sedikit kekurangan, The Lines That Define Me tetap merupakan film yang layak ditonton. Eksplorasi diri yang mendalam, akting para pemain utama yang memukau, dan tema yang relevan dengan kehidupan modern menjadikan film ini sebuah tontonan yang bermakna. Film ini bukanlah sebuah drama yang bombastis, melainkan sebuah refleksi yang tenang namun berkesan. Rate: 7.8/10
Sumber film: The Lines That Define Me (2022)

Duration: 106 min Min

TMDB Rated: N/A / 112

Release Date: 2022-10-21

Countries: